Ringkasan Khotbah

Tuhan Melihat Hati

Bacaan : 1 Samuel 16:1-13

 Pengkhotbah : Pdt. Tentremingtyas Messakh,S.Si

Dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu, itu peribahasa yang mengajarkan bahwa tidak mudah untuk kita tahu kemauan seseorang. Oleh karena itu juga jangan menilai isi buku dari sampulnya. “Don’t Judge a book by its cover.” Jangan menilai orang dari luarnya.

HaI inilah yang hendak disampaikan dalam cerita Daud yang diurapi menjadi raja, yang menjadi perenungan kita dalam penghayatan minggu prapaskah saat ini.

Ketika raja Saul tidak lagi berkenan kepada Allah kerena mengambil keputusan dan tindakan tanpa memperhatihan kehendak Allah  (1 samuel 15: 20-23) Demikian juga nabi Samuel telah salah “menebak” kehendak Allah,  juga kita yang sering kali lupa pada apa yang menjadi kehendak Allah.

Dalam narasi/cerita ini Allah sedang membentuk cara berfikir Samuel juga kepada kita untuk ada dalam perspektif Allah atau cara berfikir Allah. Allah sedang membentuk Samuel untuk tidak berpikir dengan cara manusia, ketika mencari kehendak Allah. Oleh karenanya anak-anak Isai yang gagah perkasa ditolak Allah. Allah mengajar Samuel untuk berpikir dengan cara Allah artinya memberi kebebasan pada Allah untuk melakukan apa yang Allah kehendaki. Untuk membiarkan kebebasan Allah bertindak ini diperlukan kesediaanmengosongkan diri. Proses inilah yang terjadi dengan samuel ketika tujuh kali anak Isai tidak dipilih Tuhan, tujuh kali pula Samuel belajar terus mengosongkan diri.

Pengalaman Samuel ini adalah pengalaman kita, bisa saja kita kecewa,  marah, depresi karena Allah tidak melakukan seperti apa yang kita kehendaki. Tapi bagi kita orang percaya, justru saat itulah kita dibentuk menjadi anakNya. Dan masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk kita mengosongkan diri seperti Yesus Kristus juga mengososngkan diriNya. Amin

Share Postingan Ini...