Ringkasan Khotbah

Pendidikan untuk Hikmat Kehidupan

Pemb. Alkitab  :  Amsal 4 : 1 – 13

Menurut Perjanjian Lama, hikmat secara etimologi ada 3 akar kata dalam bahasa Ibrani yaitu : “Hokmah” (hikmat), bina (pengetahuan, dan tevuna (kebijakan). Semuanya menunjuk pada hal praktis, konkrit bukan sekedar teoritis. Hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Pusat hikmat ialah hati sebagai pusat keputusan moral dan intelektual.

Menurut Paulus dalam Perjanjian Baru, konsep hikmat selalu dikaitkan dengan pemberitaan tentang Yesus. Karena itu ia mendefinisikan hikmat menurut I Korintus 1 dan 2 dalam terang salib kristologinya.

` Dalam Amsal pasal 4 ini terdapat imbauan yang sungguh-sungguh untuk mempelajari hikmat, yaitu tentang kesalehan sejati yang berasal dari didikan-didikan baik yang diberikan ayahnya kepadanya dan diperkuat dengan berbagai alasan yang tepat (ayat 1 – 13). Selain itu peringatan untuk menjauhi pergaulan buruk dan segala persengkokolan dengan pekerjaan kegelapan yang sia-sia (ayat 14 – 1 19), serta arahan khusus untuk memperoleh mempertahankan hikmat dan mengahasilkan buah-buah hikmat itu (ayat 10 – 27).

Melalui firman Tuhan ini kita diingatkan tentang tanggungjawab yang besar sebagai gereja untuk benar-benar dan sungguh menyadari tentang pendidikan sebagai bagain integral dari pelayanan kepada Tuhan dan sesama. Ia mengingatkan tentang hikmat yang indentik dengan pendidikan dan pengajaran, karena hikmat dapat diperoleh melalui itu semua. Tujuan hikmat adalah mendapatkan kecakapan intelektual dan kemampuan untuk menyusun rencana dan menetapkan keputusan etis dalam kehidupan diri sendiri maupun orang lain.

Melalui bulan pendidikan ini, kita diimbau untuk berpikir bersama, bergumul bersama dan mengambil tindakan bersama yang tepat untuk mencurahkan perthatian penuh pada upaya membangun kesadaran bersama betapa pentingnya pendididkan kkristen bagi kehidupan gereja dan bangsa. Jangan sampai kedepan sekolah-sekolah kriten GMIT hanya jadi “batu nisan” bagi masa depan gereja. Amin.

Share Postingan Ini...