Ringkasan Khotbah

Jangan Berhenti Berbuat Baik

Diposkan pada

Pemb. Alkitab  :  Galatia 6 : 1 – 10

Salah satu permasalahan yang dihadapai Rasul Paulus dalam jemaat di Galatia adalah adanya orang Yahudi Kristen/Kaum Yudais yang sama kuat memegang Taurat. Mereka berusaha meyakinkan jemaat bahwa keselamatan hanya diperoleh dengan melakukan hukum Taurat khususnya sunat. Dilain pihak ada aggota jemaat yang salah mengartikan kemerdekaan yang dihasilkan melalui pengorbanan Kristus di Salib. Bagi mereka pengorbanan Kristus telah memebasakan dari segala tuntutan hukum sehingga mereka tidak perlu mentaati hukum dan bebas melakukan apa saja tanpa takut pada hukum.
Dalam situasi ini Rasul Paulus menegaskan bahwa keselamatan hanya diperoleh karena iman kepada ALlah (Kristus). Orang kristen telah dibebaskan dari hukum Taurat dan menjadi orang merdeka dalam Krsitus (orang yang hidup dalam roh). Oleh karena itu ia mengingatkan bahwa kemerdekaan itu bukanlah kesempatan untuk berbuat dosa, melainkan untuk melayani seorang akan yang lain dalam kasih (melakukan perbuatan baik).
Secara khusus bacaan kita memberi perhatian pada tata kehidupan jemaat salah satunya yaitu pola hidup Mutual ( saling mengisi dan saling membantu) sebagai bagian dari implementasi hukum kasih. Dengan tegas Rasul Paulus menasehati orang-orang kristen di Galatia untuk bertolong-tolongan menanggung beban hidup. Mereka yang kuat imannya harus menolong orang yang lemah imannya. Hal ini dinyatakan dengan kesediaan meolong dan ikut menanggung beban orang yang lemah.

Refleksi dari bacaan kita pada hari ini adalah :

  1. Inti iman Kristen adalah kasih. Allah telah lebih dahulu menunjukan kasihNya kepada dunia dengan memberi PuteraNya Yesus Kristus ( Yoh. 3 : 16)
  2. Allah menghendaki umatMNya hidup dalam kasih dan saling menolong dalam berbagai masalah/beban kehidupan.
  3. Tugas orang kristen untuk memberi perhatian dan kepedulian pada sesama yang berbeban harus didasarkan pada kasih Kristus.
  4. Jangan jemu berbuat baik dan jangan cepat puas dengan kebaikan yang sudah dilakukan.Amin.**
Ringkasan Khotbah

Doa Syafaat bagi Kehidupan Sesama

Diposkan pada

Bacaan : Kejadian 18 : 16 – 33

Pengkhotbah :  Pdt. Judith A. Nunuhitu-Folabessy,M.Si

Seorang anak Tuhan yang dijanjikan berkat, akan sekaligus menghadapi ujian untuk membuktikan apakah ia layak menerima berkat itu untuk membagikannya kepada sesama manusia. Berkat tidak pernah dimaksudkan untuk dinikmati sendiri. Berkat diberikan supaya orang lain ikut menikmatinya secara melimpah.

Kepada Abraham, Tuhan membukakan maksudNya hendak menghancurkan Sodom dan Gomora oleh karena dosa-dosa penduduk kedua kota tersebut (ayat 20-21). Allah bersifat adil maka Ia harus menjatuhkan hukuman atas orang berdosa.

Abraham tahu bahwa Lot, keponakannya ada di Sodom atas pilihannya sendiri. Abraham sudah pernah menyatakan belas kasihnya dengan menyelamatkan Lot dari bangsa yang menawannya (pasal 18). Namun, Lot tetap memilih tinggal disitu. Sekarang apa yang seharusnya dilakuklan Abraham dengan pengetahuan seperti itu ?

Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot bukan lagi tanggungjawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (ayat 23-25). Keadialan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan.

Panggilan Abraham untuk menegakkan keadilan kiranya menjadi panggilan kita juga sebagai umat Tuhan sehingga kemuliaan Tuhan tetap mewarnai kehidupan kita.

Ringkasan Khotbah

Hidup Oleh Roh

Diposkan pada

Bacaan : Roma 8:1-17

Pengkhotbah :  Pdt. Judith A. Nunuhitu-Folabessy,M.Si

Ada 2 kehidupan yang dijelaskan oleh Paulus menurut surat Roma 8: 1-17, yaitu kehidupan menurut Roh dan hidup menurut daging. Dua kehidupan ini mempunyai ciri masing-masing. Orang-orang yang hidup dalam Roh adalah orang-orang yang hidup dalam Kristus dan tidak ada penghukuman di dalamnya karena roh sudah memberikan kemerdekaan dari dosa dan hukum maut melalui penebusan Yesus Kristus. Orang-orang yang hidup dalam roh selalu memikirkan hal-hal yang berasal dari roh dan akan mendapatkan damai sejahtera karena hidup dalam kebenaran.

Sedangkan hidup menurut daging adalah kehidupan yang selalu memikirkan hal-hal yang dari daging. Kehidupan yang dari daging adalah maut, perseteruan terhadap Allah, tidak takluk pada hukum Allah, tidak berkenan kepada Allah dan bukan milik Kristus. Kita tidak bisa memilih untuk hidup menurut daging atau roh karena melalui kesengsaraan dan penebusan Kristus kita telah menjadi anak-anak Allah, milik kepunyaan Kristus yang hidup dalam roh dan berhutang kepada roh. Hutang kita adalah bersaksi dalam roh bahwa kita ini adalah anak Allah, ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah karena kita adalah milik Kristus.

shining dove with rays on a dark golden background
Ringkasan Khotbah

Tuhan Melihat Hati

Diposkan pada

Bacaan : 1 Samuel 16:1-13

 Pengkhotbah : Pdt. Tentremingtyas Messakh,S.Si

Dalamnya laut dapat diduga dalamnya hati siapa tahu, itu peribahasa yang mengajarkan bahwa tidak mudah untuk kita tahu kemauan seseorang. Oleh karena itu juga jangan menilai isi buku dari sampulnya. “Don’t Judge a book by its cover.” Jangan menilai orang dari luarnya.

HaI inilah yang hendak disampaikan dalam cerita Daud yang diurapi menjadi raja, yang menjadi perenungan kita dalam penghayatan minggu prapaskah saat ini.

Ketika raja Saul tidak lagi berkenan kepada Allah kerena mengambil keputusan dan tindakan tanpa memperhatihan kehendak Allah  (1 samuel 15: 20-23) Demikian juga nabi Samuel telah salah “menebak” kehendak Allah,  juga kita yang sering kali lupa pada apa yang menjadi kehendak Allah.

Dalam narasi/cerita ini Allah sedang membentuk cara berfikir Samuel juga kepada kita untuk ada dalam perspektif Allah atau cara berfikir Allah. Allah sedang membentuk Samuel untuk tidak berpikir dengan cara manusia, ketika mencari kehendak Allah. Oleh karenanya anak-anak Isai yang gagah perkasa ditolak Allah. Allah mengajar Samuel untuk berpikir dengan cara Allah artinya memberi kebebasan pada Allah untuk melakukan apa yang Allah kehendaki. Untuk membiarkan kebebasan Allah bertindak ini diperlukan kesediaanmengosongkan diri. Proses inilah yang terjadi dengan samuel ketika tujuh kali anak Isai tidak dipilih Tuhan, tujuh kali pula Samuel belajar terus mengosongkan diri.

Pengalaman Samuel ini adalah pengalaman kita, bisa saja kita kecewa,  marah, depresi karena Allah tidak melakukan seperti apa yang kita kehendaki. Tapi bagi kita orang percaya, justru saat itulah kita dibentuk menjadi anakNya. Dan masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk kita mengosongkan diri seperti Yesus Kristus juga mengososngkan diriNya. Amin